Ini Rahasia Kenapa Jagung Lokal Grati Selalu Berasa Manis

Ini Rahasia Kenapa Jagung Lokal Grati Selalu Berasa Manis Bakar Saat Melayani Pembelinya Di Depan Masjid Jami Al - Mabrur Kelurahan Karangketuk ,Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan. Foto Iwan dayat.

Ini Rahasia kenapa Jagung lokal Grati Selalu Berasa Manis

Kabarwarta

Abu Bakar (45) Warga Dusun Krajan, Desa Kalipang, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan menerangkan rahasia jagung rebus khas Kabupaten Pasuruan Timur yang dikenal berasa Manis dan hangat ketika dinikmati pelangganya.

"Jagung yang kami jual jagung jenis lokal merek Pertiwi yang kami beli secara borongan di lahan petani dan kami panen setiap pagi lalu direbus dan dibungkus untuk dijual ke pelanggan," Kata Abu Bakar, Jumat (14/6/19).

Bakar menceritakan rahasia jagung yang ia jual tetap berasa manis yang bertahan hingga 12 jam.

"Kami membeli jagung langsung di sawah dan kemudian direbus selama 5 jam di tungku hingga matang kemudian dimasukkan kantong plastik agar jagung tetap hangat dan segar hingga malam hari," Ungkap Bakar.

Menurut Bakar jagung khas Grati berasa manis tanpa bahan pemanis buatan karena direbus langsung setelah dipanen.

"Kalau jagung diberi pemanis mempunyai ciri kulit jagung juga berasa manis," Beber Bakar.

Bakar selain menjual jagung juga menjajakan kacang tanah dan pernah berjualan di pasar Wonokromo kota Surabaya dan pasar Larangan kabupaten Sidoarjo.

"Pelanggan sebelum membeli mesti mencicipi kulit jagung nya untuk mengecek keaslian dari jagung khas Grati," Imbuh Bakar.

Menurut Bakar ada sekitar 400 penjual Jagung yang berasal dari desanya dan sisanya yang berjumlah 100 orang berasal dari Desa Triwung, Rebalas kecamatan Grati dan juga pedagang jagung dari Desa Rowo Gempol, Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan yang menjajakan daganganya di kota Probolinggo, Kota Pasuruan, Alun - Alun Bangil, Kota Mojokerto, Kabupaten Sidoarjo hingga kota Surabaya.

Jika jagung rebus yang dijualnya masih tersisa, Bakar menjelaskan bahwa sisa jagung yang ia jual selanjutnya akan dijual di pasar Triwung oleh Istrinya pada pagi hari dengan harga RP.6000 setiap  satu ikat yang berisi 10  jagung.

"Jika tidak dijual ke pasar, Sudah ada 3 tengkulak jagung rebus sisa di pasar Triwung yang akan menampung jagung kami dengan harga Rp. 6000 untuk 20 jagung dan selanjutnya dijual kembali di pasar besar Pasuruan dan pasar ngopak dengan cara diecer kepada penjual pracangan dengan harga Rp. 500 setiap jagung," Pungkas Bakar yang berjualan jagung rebus semenjak tahun 1986,(dyt).