Pentingnya Pelatihan dan Pengembangan Soft Skill Sebagai Upaya Pengurangan Jumlah Pengangguran Di Era Teknologi 4.0

Pentingnya Pelatihan dan Pengembangan Soft Skill Sebagai Upaya Pengurangan Jumlah Pengangguran Di Era Teknologi 4.0 Foto penulis, Ovie Febri Ana Dita S

Malang,Kabarwarta.id -Pentingnya pelatihan dan Pengembangan Soft Skill Sebagai Upaya Pengurangan Jumlah Pengangguran Di Era Teknologi 4.0 Saat ini Globalisasi telah memasuki era terbaru dalam sejarah perkembangan Teknologi.

Dikenal dengan sebutan Revolusi Industri 4.0 yang dengan gamblangnya merubah sistem-sistem kinerja manusia dengan pembaharuan teknologi terbaru yang lebih canggih, dan tentunya diciptakan untuk siap menggantikan beberapa teknik maupun penerapan sistem kerja yang selama ini secara umum dilakukan dengan menggunakan tenaga kerja manusia.

Dilansir dari PikiranRakyat.com dengan artikel berjudul “Industri 4.0 Berpotensi Tambah Jumlah Pengangguran” (11/7), Titi Dwitani Komalasari dalam artikelnya berpendapat bahwasannya tidak mustahil bahwa penerapan industri 4.0 berpotensi menyebabkan 600 juta orang di dunia kehilangan pekerjaannya.

Bagaimana tidak, hal ini dikarenakan semakin canggihnya teknologi masa kini yang dapat menggantikan peran manusia sebagai tenaga kerja. Contoh sederhananya adalah adanya teknologi mesin otomatis berupa Mesin Packing Rokok atau mesin pengemas rokok, dimana dulu kegiatan ini sangat membutuhkan tenaga manusia.

Namun, dengan perkembangan zaman, pekerjaan seperti inipun akhirnya dapat diatasi oleh sebuah teknologi mesin otomatis. Dan fakta seperti inilah yang dapat menyebabkan penambahan jumlah pengangguran di Indonesia.

Salah satu masalah besar di Indonesia adalah masalah pengangguran, dan permasalahan ini tidak pernah teratasi di setiap tahunnya. Penyebab utama dari adanya pengangguran pada umumnya disebabkan karena terbatasnya jumlah lowongan kerja tersedia.

Setelah tidak adanya lapangan kerja, atau sempitnya lapangan pekerjaan yang tersedia, sebenarnya masyarakat bisa menciptakan atau melakukan sesuatu yang baru dengan mengasah soft skill dan kemampuan yang ada pada diri setiap individu masyarakat.

Soft skill sendiri merupakan sebuah kompetensi non akademik yang menjadi modal utama seseorang agar dapat mencapai kesuksesan dalam karier serta lebih berhasil dan berfungsi dalam kehidupan bermasyarakat.

Pengertian lain ‘Soft Skill’ menurut para ahli Sialah “A sociological term which refer to the cluster of personality traits, social graces, facility with language, personal habits, friendliness, and optimism that mark people to varying degrees.

Soft skill complement hard skills, which are technical requirement of a job” sebagai bentuk kualitas diri. Selain itu, Soft skill juga mampu menciptakan atau menimbulkan kecerdasan interpersonal seseorang, dimana kecerdasan interpersonal (interpersonal intelligence) adalah kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap sesuatu, menciptakan suatu intensi, serta motivasi.

Dengan adanya kecerdasan interpersonal, seorang individu dapat bertindak adaptif berdasarkan pengetahuan tentang diri, kemampuan berefleksi dan keseimbangan diri, kesadaran diri, serta inisiatif. Soft skill sendiri tidak hanya didapatkan melalui lembaga pendidikan saja, karena pengembangan kemampuan diri juga bisa didapatkan melalui sebuah pelatihan yang dapat diadakan secara individual, maupun bersama para professional dalam bidangnya seperti pengadaan sebuah kelas kecantikan, atau lebih dikenal sebagai ‘Beauty Class’. Adanya sebuah kegiatan ‘Beauty Class’ atau kelas kecantikan ini menjadi sebuah harapan baru bagi sebagian masyarakat, terutama kalangan wanita di Indonesia.

Kalangan wanita atau perempuan di Indonesia sangat antusias dalam mengikuti kegiatan bersifat positif ini, karena dengan mengikuti kelas kecantikan seperti ini, mereka berharap dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam hal kecantikan seperti mengaplikasikan make up atau alat-alat kecantikan dengan baik dan benar.

Harapan masyarakat dengan mengikuti kegiatan pelatihan pengembangan bakat semacam ini dapat dijadikan sebagai kemampuan untuk bekerja secara lebih professional, atau bahkan dengan diadakannya kegiatan pelatihan seperti ini dapat menciptakan sebuah peluang pekerjaan baru bagi siapa saja atau bahkan para pekerja yang terkena dampak dari adanya ‘Putus Hubungan Kerja’ PHK dalam suatu perusahaan.

Dilansir dari pojoksatu.id dengan artikel berjudul “Wardah Gelar Beauty Class di Ah Poong Sentul” (20/3), Siti Putri Ayuniawati sebagai Marketing Communication Brand Wardah mengatakan bahwa “Dengan diadakannya Event Beauty Class ini diharapkan skill make up dari peserta bisa lebih meningkat dan lebih mumpuni.

Selain untuk diri sendiri, diharapkan kemampuan seperti ini juga bisa menjadi sebuah kesempatan untuk membuka sebuah usaha sampingan yang dapat menghasilkan uang tambahan dari skill make up ini”.

Hal seperti ini dapat dijadikan sebagai sebuah gambaran bahwa Soft skill yang terdapat pada setiap diri individu, dapat dijadikan sebagai sebuah alternatif nyata yang menguntungkan dikala kurang tersedianya lapangan pekerjaan atau bahkan tidak tersedianya lapangan pekerjaan.

Tidak hanya ‘Beauty Class’ saja, masyarakat juga dapat mengikuti kegiatan pelatihan lain seperti Kelas Memasak, atau bahkan Pemberdayaan UMKM yang dapat memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian besar rakyat Indonesia.

Di medcom.id dalam artikel berjudul “Kominfo Berdayakan UMKM Via Pelatihan” (5/10), Kementerian Komunikasi dan Informatika juga berusaha untuk memberdayakan masyarakat dengan mengadakan pelatihan pelaku usaha UMKM, guna memperkuat perekonomian di Indonesia.

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan bahwa “Perluasan dan pendalaman Program Pelatihan UMKM Digital merupakan wujud komitmen pemerintah untuk memajukan, memperkuat, serta memberdayakan UMKM atau UMi di Tanah Air” hal ini pemerintah khususnya Menkominfo (Menteri Komunikasi dan Informatika) berupaya untuk melatih masyarakat untuk belajar mengenai penggunaan teknologi-teknologi canggih yang ada pada saat ini.

Program ini juga disebut untuk memperluas akses pemberdayaan secara adil dan merata pada seluruh masyarakat tanpa mengenal jarak, khususnya dalam penguatan perekonomian digital. Komitmen ini juga diwujudkan Kominfo adalah dengan memastikan pembangunan infrastruktur telekomunikasi di seluruh Indonesia berjalan lancer tanpa ada hambatan.

Dan tentunya program-program dan upaya-upaya yang sudah berjalan ini sangat memberikan efek positif bagi seluruh masyarakat. Khususnya bagi pemerintah, karena dengan menciptakan kegiatan pengembangan skill yang diikuti oleh masyarakat ini juga dapat mengentas tingkat kemiskinan di Indonesia dengan memberdayakan atau melatih masyarakat melalui pengembangan soft skill yang terdapat dalam diri setiap individu.

Dengan mengikuti pelatihan ini, masyarakat dapat beraktivitas secara lebih produktif dan masyarakat juga turut berperan aktif dalam menekan tingkat pengangguran di Indonesia.

Biodata Penulis:

Nama : Ovie Febri Ana Dita S 

E-mail : ditasariap@icloud.com

Pekerjaan : Mahasiswi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang.