Tingkatkan Nilai Ekonomi Cabai Kualitas Rendah, Mahasiswa UMM Mengolahnya Dalam Bentuk Kemasan Kering

Tingkatkan Nilai Ekonomi Cabai Kualitas Rendah, Mahasiswa UMM Mengolahnya Dalam Bentuk Kemasan Kering Mahasiswa PMM UMM Kelompok 1 bersama cabai kering dalam kemasan karyanya. Foto Eris Endraswari

Malang,kabarwarta.id -Mahasiswa UMM mengajak Ibu  -ibu-ibu PKK Supiturang Tingkatkan Nilai Jual Cabai Lewat Pengeringan Cabai yang menjadi salah satu potensi utama dari Dusun Supiturang Desa Bocek Karangploso Malang seringkali mengalami penurunan mutu akibat banyak faktor.

Hal ini menjadi alasan dari Mahasiswa UMM (Universitas Muhammadiyah Malang) yang tergabung ke dalam kelompok 01 gelombang 3 PMM (Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa) untuk mengajak ibu-ibu PKK mencoba meningkatkan nilai jual dari cabai dengan mutu cukup rendah.

Kegiatan ini dilakukan di salah satu rumah warga tepatnya di rumah ibu RW 11.

“Cabai kita ketahui sebagai salah satu potensi pertanian utama dari dusun ini, jadi sangat sayang jika cabai dengan kualitas rendah justru dibuang begitu saja tanpa dimanfaatkan. Terlebih jika hanya menimbulkan kerugian bagi petani,” kata Eris selaku penanggung jawab dari kegiatan tersebut.

Sekitar 10 ibu PKK mendatangi rumah ibu RW untuk mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa rasa antusiasme mereka dalam menghadiri program ini sangat besar.

PMM 01 UMM menyampaikan banyak terimakasih kepada ibu-ibu yang sudah menyisihan waktunya untuk datang.

“Saya juga pernah mengikuti pelatihan pengawetan cabai namun dengan metode yang sedikit berbeda. Kegiatan ini tentu akan memberikan pengetahuan baru bagi saya maupun ibu PKK lainnya,” ungkap ibu Carik yang juga menghadiri kegiatan tersebut. 

Nilai jual cabai yang tidak lolos sortir tersebut dapat dilakukan dengan pengeringan sehingga sekaligus mampu meningkatkan daya simpannya.

Pengeringan dilakukan secara tradisional dengan mengandalkan panas matahari sehingga waktunya pun tidak bisa ditentukan karena bergantung pada perubahan musim.

Umumnya bisa memakan waktu 10 hingga 14 hari. Cabai yang sudah benar-benar kering bisa dilanjutkan dengan penghalusan menggunakan blender.

Tahap terakhir yaitu cabai bubuk dapat dilakukan penyangraian dengan ditambahkan bumbu seperti bawang putih, gula dan garam sebagai penambah rasanya. Cabai bubuk kering ini bisa bertahan hingga satu bulan disimpan dalam wadah tertutup dan suhu ruang.

“Terimakasih pada ibu-ibu yang sudah hadir. Bukan maksud Kami untuk menggurui karena urusan dapur seperti ini pasti ibu-ibu semua lebih ahli daripada kita semua. Besar harapannya jika Kami semua bisa mengambil manfaat dari kegiatan ini,” ucap Eris sekaligus menutup kegiatan tersebut.

Biodata Penulis:

Nama : Eris Endraswari

Alamat : Jl. Tirto Utomo Gang IV Landungsari Malang

email : endraswarieris@gmail.com