Virus Corona Tak Kunjung Lepas, Pendapatan Rakyat Terjun Bebas

Virus Corona Tak Kunjung Lepas, Pendapatan Rakyat Terjun Bebas Foto penulis: Febrina Nisa

Kabarwarta.id - Virus Corona Tak Kunjung Lepas, Pendapatan Rakyat Terjun Bebas

Penulis : Febrina Nisa (Mahasiswi Fisip jurusan sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang)

Belakangan ini, dunia digemparkan dengan keberadaan virus yang muncul, dan banyak merugikan masyarakat. Vrus ini dikenal dengan sebutan COVID-19 (Corona Virus) yang berasal dari Wuhan, salah satu kota di China.

Mengutip dari European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC), pada akhir Desember 2019, awalnya, otoritas kesehatan masyarakat China melaporkan sejumlah kasus sindrom pernafasan akut yang terjadi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Para ilmuwan di China mengidentifikasi penyebab utama sindrom pernafasan tersebut berasal dari sebuah virus.

Awalnya, virus ini di klaim ber asal dari sebuah pasar makanan laut di Kota Wuhan. Sebagian besar masyarakat yang ter infeksi virus COVID-19 umumnya mengalami masalah pernafasan ringan, hingga sedang, dan sembuh tanpa memerlukan perawatan khusus. Saat ini, virus telah menyebar dengan sangat cepat, hingga ke bagian Negara lain, termasuk Indonesia yang kini telah terkena dampak pada sektor perekonomian, hingga pariwisata.

Akibatnya, banyak sekali kerugian yang sangat dirasakan dampaknya oleh masyarakat. Karena virus ini terasa langsung terhadap jalannya perekonomian negara yang juga berpengaruh kepada pengusaha kecil. Seperti, pemilik usaha warung makan, penjual kebutuhan sehari-hari, atau sembako, dan pelaku usaha kecil bidang lainnya. Karena, diberlakukannya sistem social distancing, atau jaga jarak saat oleh pemerintah, masyarakat diharuskan menghindari kerumunan untuk mengindari penyebaran virus secara luas.

Seperti halnya di Kota Denpasar, provinsi Bali, merupakan salah satu kota yang padat penduduk, banyak pendatang dari luar kota, ataupun mancanegara yang datang untuk sekedar berlibur, bekerja, atau menempuh pendidikan dan rata-rata mereka berkumpul di jantung kota Bali, yaitu, Kota Denpasar. Di daerah ini sendiri, terdapat banyak pelaku usaha kecil yang mengeluhkan kondisi saat ini.

Keadaan dimana, orang-orang yang merasa mendapat kerugian yang tidak sedikit akibat kehadiran virus corona. Seperti yang dirasakan oleh pemilik warung makanan yang membuka gerai di kawasan daerah kampus. Para pedagang makanan ini mengaku, terkena imbas dari COVID-19.

Mereka mengaku, pendapatan mereka rata-rata menurun, yang biasanya lebih dari 500 ribu rupiah per hari, saat ini mengalami penurunan yang cukup drastis. Karena, pelanggan mereka rata-rata melakukan pekerjaan di rumah, dan mengurangi berpergian keluar.

Masyarakat sekitar toko lebih memilih untuk membeli bahan mentah untuk dimasak sendiri daripada membeli makanan jadi di warung. Serta, mahasiswa penghuni kost juga sudah banyak yang meninggalkan kota Denpasar.

Pengusaha kecil yang memiliki karyawan, juga mengalami kesulitan, karena, mereka bertanggung jawab untuk memberikan gaji kepada pegawai. Sedangkan, omset mereka selama masa pandemi Corona ini terus menurun. Banyak pelaku usaha yang tidak dapat memutus karyawannya, karena kasihan, sebab, ini merupakan satu-satunya mata pencaharian pegawai untuk biaya hidup.

Karena itu, saat ini banyak sekali pedangang makanan cepat saji serta usaha lain yang kerap memberikan penawaran promo diskon hargayang besar untuk menarik pelanggan agar dagangan yang mereka jual tetap laku terjual. 

Seperti, promo buy one get one free (beli satu gratis satu), diskon harga besar-besaran, dan lain-lain. Hal ini, dilakukan agar usaha mereka tetap berjalan, walau keuntungan yang didapat tidak seperti biasanya.

Banyaknya penawaran yang diberikan oleh para pedagang untuk para konsumen ini, juga terlihat pada harga-harga sembako selama pandemi COVID-19. S

eperti yang kita ketahui bersama, banyak harga sembako yang menurun, atau dijual dengan harga yang lebih murah dari harga biasanya. Hal ini dapat terjadi karena banyaknya stok yang melimpah, dan permintaan pasarnya sedikit. Jadi, untuk mengurangi penumpukan stok produk, para produsen, peternak, petani dan dari sektor usaha lain memilih untuk menurunkan harga jual.

Namun, akhir-akhir ini harga sembako dan daging masih sering mengalami kenaikan mengikuti harga pasar. Diharapkan, para pengusaha kecil bisa melakukan impovisasi dengan megikuti alur teknologi saat ini, supaya usahanya tetap berjalan dengan baik.

Para pelaku usaha dapat menggunakan betagam media promosi gratis, salah satunya adalah media sosial untuk memasarkan usahanya secara online. Bisa juga, bergabung dengan layanan mitra seperti grab food, atau go food.

Karena, di dalam kondisi pandemi seperti ini, berjualan secara online dapat lebih menguntungkan dan lebih dianjurkan daripada berjualan secara konvensional.  Masyarakat saat ini, lebih memilih membeli barang secara online daripada membeli barang secara langsung. Hal ini dikarenakan, pemberlakuan social distancing, dan juga PSBB yang telah diatur oleh pemerintah.

Dengan pemberlakuan ketentuan tersebut, semoga wabah virus COVID-19 ini dapat segera hilang, dan kita dapat ber aktivitas seperti semula, sehingga perekonomian di Indonesia dapat segera membaik kembali.

BIODATA PENULIS

Nama : Febrina Nisa

Email : ninafebrinanisa@gmail.com

Pekerjaan : Mahasiswa FISIP Jurusan Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang