Wakil Rakyat Soroti Capaian ODF, Ternyata Masih Rendah Di Kabupaten Pasuruan

Wakil Rakyat Soroti Capaian ODF, Ternyata Masih Rendah Di Kabupaten Pasuruan Salah satu warga kawasan pesisir kabupaten Pasuruan masih BAB di area terbuka seperti tambak. Foto Iwan dayat

Pasuruan, kabarwarta.id - Wakil rakyat di DPRD Kabupaten Pasuruan menyoroti capaian ODF (Open Defection Free) yang ternyata angka pencapaianya masih rendah oleh Pemkab Pasuruan.

Ketua Komisi IV Shobih Asrori mengungkapkan bahwa capaian ODF Pemkab Pasuruan di tahun 2024 sepertinya akan meleset. Hal ini bukan tanpa alasan karena menurutnya sampai saat ini masih banyak rumah - rumah di Kabupaten Pasuruan yang belum memiliki jamban sehat 

Serta masih banyak desa di Kabupaten Pasuruan yang belum menyandang bebas buang air besar sembarangan tersebut.

"Tarjetnya memang di 2024 kawasan ODF bisa menjangkau 365 Desa di kabupaten Pasuruan tapi melihat data yang saat ini sepertinya hal tersebut sulit dipenuhi," kata Shobih Asrori.

Selain faktor kebiasaan, sarana dan prasarana juga menjadi penyebabnya. Karena, masih banyak rumah tangga di Kabupaten Pasuruan yang belum memiliki jamban sehat.

Saat ini, baru 157 desa/kelurahan di Kabupaten Pasuruan, yang menyandang ODF dari 24 kecamatan di Kabupaten Pasuruan. Sementara, 208 desa/kelurahan lainnya, masih belum menyandang ODF tersebut.

“Artinya, target Pemkab Pasuruan terbilang masih jauh,” tandas Shobih.

validasi data berkaitan dengan program jambanisasi ini berkaitan dengan program yang bisa disokong legislative.

Anggota komisi IV DPRD Kabupaten Pasuruan Trilaksno Adi memaparkan data yang di berikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan yakni ada 476.596 kepala keluarga di kabupaten Pasuruan dimana sebanyak 51.429 KK belum memiliki jamban sehat.

“Data tentang jamban di Kabupaten Pasuruan kan dinamis. Selalu berubah-ubah. Makanya, kami minta validasi data secara akurat," urai Trilaksno Adi

Menangapi hal ini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan Ani Latifa menanggapi singkat hal ini seusai pertemuan."Saya tidak komen dulu ya," Ujarnya.

Trilaksno Adi mengungkapkan bahwa data diatas bisa saja tidak sesuai dengan yang ada di masyarakat oleh karenya pihaknya mendorong pihak Dinkes untuk memberikan data yang valid untuk pencapaian ODF.(dyt)